Wednesday, July 23, 2025

Sekolah di Jakarta

2. Sekolah di Jakarta
     Lulus SD aku diasuh oleh pamanku di jakarta, sering berpindah tempat tinggal, aku sering tidak sengaja explorasi horor, awal masuk sekolah biasa saja masih adaptasi. 2 bulan sekali aku pulang di antar jemput oleh papaku kadang pakai bus, kadang juga pakai kereta, pernah sekali aku sampai stasiun cikampek di jam 18:00 iya waktu yg seharusnya tidak boleh keluar rumah tapi aku malah mau pergi menuju terminal angkot, dari turun kereta aku berjalan di belakang papaku sambil membawa tas yg selalu berat dari jauh aku melihat sudah ada sosok perempuan yg berdiri di samping rel & semak-semak aku tidak mau menghiraukan aku tetap berjalan menyusul papaku sesekali aku melihat kedepan pandanganku tersapu sampai ke perempuan itu tapi aku mulai curiga dia tidak menyibukan diri dengan hpnya sedangkan di jaman itu sudah marak memakai telepon genggam, kepalanya juga tertunduk terus tapi bajunya seperti orang normal, jantungku mulai berdegup kencang ketika melewatinya aku cuek tidak mau melihatnya sampai aku tenang duduk di bangku angkot, selang 2 jam perjalanan memakai angkot akhirnya aku sampai ke rumah. 

     Singkat cerita ketika aku kelas 9 alias 3 SMP banyak ruangan yg membuat aku terganggu tidak terkecuali ruangan kelasku: pengap gelap tapi luas isinya pembuat onar rata-rata, aku menolak melihat kedalam ruangan gudangnya karena sudah mengalami trauma masa kecil. Di kelas itu banyak keributan yang tak terhindari terutama antara murid dan guru. Aku hanya menonton sembari sedikit melihat ada siluet sosok padahal keadaan masih siang.
Singkat cerita sekolahku mengadakan PERkemahan SAbtu MInggu yang mana itu adalah malam mencekam untukku, aku hanya diam di kelas yg gelap hanya aku dan 3 temanku, guru sudah memanggil untuk berkumpul ditengah api unggun aku terpaksa keluar dan tidak ingin menengok ke kanan kiri kenapa? Karna kelas yg jadi kamar perempuan dekat dengan teras yg berhadapan langsung dengan pohon jambu walaupun sudah di tutupi gudang itu malah menjadi lebih buruk, setelah aku dan teman-temanku berkumpul dilapangan badanku merasa sangat dingin dan benar saja satu persatu murid ada yg kesurupan. Untungnya aku bawa jaket tebal, dan penjagaku hanya menjagaku dari keramaian ditempat itu, semakin tengah malam semakin mencekam para murid kembali ke kelasnya masing-masing beberapa menit kemudian ada teriakan dari arah kamar mandi murid, semua murid sontak lari pergi ke kamar mandi aku dan teman-temanku hanya memperhatikan dari jauh ±10 meter jaraknya teriakan saling bersautan satu sama lain, selang 5 menit sembari mendoakan yg kesurupan di luar toilet ada suara ketawa melengking ditoilet. Bisa kamu bayangkan kekacauan seperti apa disana? Iya semua lari, bagi laki-laki langsung membawa yg kesurupan ke ruangan. Aku yg sempat melihat kepala dari sosok itu terpaku & jantungku sangat amat berdegup kencang temanku yg sudah mengenal aku seperti apa langsung mengajak aku masuk ke ruangan, mencoba tidur tapi tidak bisa, resah gelisah tapi takut untuk membuka mata yg kurasa diruangan itu sudah penuh, tidak terasa aku tertidur pulas.
     Pagi hari semua murid bersih-bersih tanpa mengingat kejadian semalam, dan berkumpul dilapangan untuk penutupan acara persami.
     Aku pulang dengan trauma baru bahkan siluet yg ada di sekitarku aku tidak perdulikan.

     Selama aku tinggal di apartemen A dan rumah pamanku yg pertama itu aku hanya merasakan makhluk yg hanya berdiam di satu tempat. 

Tapi ketika aku pindah kerumah pamanku yg baru ini di Blok H banyak kejadian yg janggal, keluarga pamanku tidak terlalu taat agama malah semenjak aku bergabung kelas agama kristen di SMP & kadang pamanku mengajakku ibadah di gereja, aku yg paling sering beribadah dirumah maupun di gereja & termasuk babysitter yg mengasuh sepupuku paling kecil taat beribadah. semenjak kami pindahan tidak jarang aku melihat siluet di rumah, yg paling sering & paling menggangguku apalagi dalam mimpi yaitu di tangga, benar dikatakan dewa (percaya tidak percaya aku pun) bahwa aku tidak boleh naik ke lantai atas rumah/gedung, aku juga merasa suasana dilantai atas bangunan selalu beda seperti melewati portal di rumah pamanku ini tidak ada komunikasi antara aku dengan makhluk halus jadi aku tuangkan dalam gambaran saja
(makhluk di blok H) 
     Akhirnya aku lulus SMP, diacara perpisahan SMPku mengadakan piknik di Bandung ±3 hari 2 malam, asrama di bagi menjadi 3 kamar putri, 3 kamar putra termasuk para guru. acara berlangsung lancar tanpa gangguan terutama di penglihatanku terhadap tempatnya, jika dilihat dari jarak jauh mungkin aku bisa lihat 1 atau 2 sosok yang memperhatikan acara sekolahku pada malam itu tapi aku menghiraukannya, malam makin larut acara diakhiri dengan penampilan band untuk menghibur kami semua, teman sekelasku Nita, Dina, Gezlina paling antusias aku hanya menemaninya diluar gedung sambil menahan dinginnya malam itu. Selesai acara kami semua kembali ke asrama, sebagian ada yg masih menghabiskan malam diluar aku dan nita masih lalu lalang keluar masuk rumah hingga pada saat aku menemani nita yg ambil barang di dalam & kami berpapasan dengan perempuan dari geng lain, aku dan nita melihat dia keluar tapi teman-temannya bertanya pada kami 
"apa kalian melihat dwi?" 
"dia baru saja keluar" jawab nita sedangkan aku hanya mengangguk
"kenapa??!" teriak dwi dari dalam
"itu dia ada di dalam" tambah temannya
"jelas-jelas aku lihat dia kluar! Kamu jg lihatkan cyn? Iya kan?" tanya nita sambil terheran dan sedikit menangis karna takut, sedangkan aku hanya bisa menenangkannya (karna pantang untuk membahas kejadian horor di tempat asalnya). 

Ketika di asrama 1 kamar yg di isi oleh aku, nita, dina & gezlina tidak terlalu luas tapi kami mengatur posisi tidur karna di kamar itu hanya ada 1 kasur besar. Kami belum bisa tidur maka dari itu kami membahas hal-hal supernatural tidak terkecuali kejadian barusan, bagaikan aku punya 2 penglihatan di tengah obrolan itu aku bisa melihat sosok apa saja yg ada di luar kamar kami. Perasaanku mulai tidak nyaman akhirnya aku memilih tidur. 
Kegiatan perpisahan SMP aku berjalan dengan lancar. 

awal ajaran baru di SMK aku tinggal di Blok H ±2 tahun karena ada masalah internal dikeluarga pamanku Dari masalah itu juga memaksaku untuk bolos sekolah selama 1 minggu lamanya karena aku masih ikut pindah ke lain tempat tinggal ke rumah saudaraku yg lainnya di jakarta, sekitar sekolahku. 

      Saudaraku ini amat sangat tekun beribadah kebalikan 360° dari keluarga pamanku, imanku semakin lama semakin di bentuk & dilatih untuk tidak takut. Tapi mataku tidak bisa berbohong aku selalu lihat ada 1 atau 2 bayangan gelap di 2 ruangan rumah saudaraku ini. Sempat ada kejadian poltergeist di kamar mandi yang mana situasinya aku sendiri di rumah, aku tidak mau memusingkan hal itu jadi aku mengabaikannya makan sambil menonton tv. Aku ceritakan keadaanku pada bibi/tanteku dan dia mengerti. 

     Singkat cerita aku yg tinggal sendiri di rumah dan mau berangkat sekolah, perasaanku sudah tidak tenang terasa seperti ada yg memperhatikanku, ketika aku pakai kaos kaki aku lihat cahaya putih dari dalam rumah lebih terang dan lebih putih dari sinar matahari, ada sedikit kelegaan aku hanya bisa bersukur dan terus berdoa sampai akhirnya aku kunci pintu rumah dan berangkat sekolah SMK. masalah datang, selama seminggu guru masih memanggilku ke ruangan BK menanyakan ada masalah apa sampai aku tidak sekolah selama 1 minggu? Aku sudah jawab yg sejujurnya tapi tak ada yg percaya dan mereka memintaku untuk memanggil wali muridku, 
"orang tua saya ada dikampung bu, boleh saya bawa tante saya? Kebetulan saya sedang tinggal dengan tante saya selama sekolah di sini" kata ku
"boleh, tapi kenapa kamu santai sekali dengan semua masalah yg sedang kamu hadapi?" tanya ibu BK 
"karena saya tidak salah bu. Untuk apa saya takut? Saya permisi" jawabku lagi. 

Aku malas menjilat pada guru, aku hanya ingin sekolah, tidak buat onar, walaupun tidak dapat peringkat selama 2 tahun setidaknya namaku tidak tercoreng. Tapi tidak ada angin tidak ada hujan guru-guru memperhatikanku bahkan mendekati aku terutama guru olahraga & lama kelamaan guru bahasa juga belum lagi anak laki-laki tukang onar 🙄😒 risih sekali.
Dibangunan lama sekolah aku merasakan banyak penunggu dari sekolah itu, kantin belakang gedung & kelas berbentuk U gelap pengap tak jarang aku merinding di kelas bawah. Satu ketika aku masuk sekolah lebih awal karena jadwal sekolahku masuk jam 13:00, aku sampai sekolah jam 12:00 untuk menghindari macet ternyata ada anak laki-laki yg mengejek anak STM lain, aku perhatikan dari halaman sekolah, singkat cerita aku pulang sekolah masih dihalaman sekolah rasanya ada yg menghalangi aku untuk melewati gerbang malah aku lihat di halte bus akan ada keributan tidak sampai 5 menit benar saja anak STM menyerang siswa dari sekolahku, aku langsung masuk ke kelas untungnya masih ada guru yg berjaga di gerbang, setelah situasi kondusif aku pulang tapi masih berjaga-jaga selama di jalan. Sampai rumah tanteku aku cerita kejadian hari itu, beliau shock pastinya.

     Setahun kemudian entah kebetulan atau tidak rumah tante dan gedung sekolahku berencana pindah jadi aku sekolah pagi dan kadang kalau aku tidak di antar ke pangkalan angkot aku melewati kuburan untuk potong jalan yg jauh, awal aku resah tapi lama kelamaan aku terbiasa malah sambil mendengarkan musik selama di perjalanan aku biasa saja tapi masuk bangunan baru sekolah ramainya bukan main, bukan ramai dengan teman-temanku yg baru datang itu biasa. Tp gerbang sekolahku sama dengan gerbang ke alam gaib, pandanganku langsung masuk ke setiap ruangan yg ada di gedung itu tidak terkecuali ruang ibadah/mushola semuanya penuh dengan makhluk halus. Kurang dari seminggu teman-temanku mengalami kesurupan di lantai atas dan di lantai bawah kadang aku tidak percaya dan masih tidak percaya soal kesurupan sampai hari ini, setiap ada kejadian kesurupan awalnya aku biasa saja tapi lama kelamaan jantungku mau copot rasanya. Setelah kejadian itu sekolahan bukannya membaik tapi yg ku lihat tetap saja ada makhluk mau itu ular (toilet), sosok tinggi kurus (toilet), sosok hitam tapi bukan genderuwo (ruangan ke 3 lantai 2), kuntilanak (parkiran motor sekaligus lapangan) & siluman bentuknya seperti skinwalker (ruangan komputer). Aku tidak melihat jelas semua sosok itu hanya merasakan. Tapi yg paling menakutkan adalah kuli bangunan yg hobinya mengintip siswi-siswi buang air kecil malah pernah aku diintip lalu aku siram pakai air gayung penuh andai sekolahku pakai semprotan air 😒 percaya atau tidak setelah kejadian itu ular & kuntilanak malah berdesis & tertawa melihat kejadianku tapi bukan kunti yg mengikutiku, aku malah menyuruhnya untuk menghantui kuli bangunan itu 😒.

Setahun setangah berlalu kesurupan tetap saja ada tapi hanya 1-2 siswa dan aku masih tetap tidak perduli, tanteku dan kluarganya memutuskan untuk liburan ke jawa tengah khawatir aku di rumah sendirian akhirnya aku ikut tinggal di apartemen ke-2 dengan keluarga pamanku daerah kamal raya, cengkareng, jakarta barat. Semua tempat pasti ada penunggunya apalagi tempat yg banyak kamarnya, aku tidak berfikiran negatif selama tinggal di apartemen itu tapi sepupuku cerita ada insiden seorang penghuni dari lantai 20 jatuh & tewas seketika kejadian itu aku tidak tau kapan & tidak mau mencari tau, ternyata bukan hanya isapan jempol dari seorang umur 12 tahun yg menceritakan tragedi mengenaskan itu, bahkan tante istri dari pamanku & penghuni disana juga sering membahasnya. Mirisnya aku masih lihat aura tubuhnya di batu taman, aku paling malas tinggal di apartemen karna pasti banyak gangguan dan untungnya aku bisa memilih mau tinggal dengan siapa ketika keluarga tanteku kembali dari jawa tengah, pastinya aku pilih tinggal dengan mereka meskipun aku sering selisih dengan sepupu laki-laki ku. singkatnya perpisahan sekolah lagi ke bandung tapi perpisahakn kali ini aku benar-benar tidak menikmatinya, aku hanya menikmati pemandangannya, ada kolam kering dan gazebo ada penunggunya juga.. Tapi aku hanya duduk di batu bulat dan menghadap bukit tidak ada spesialnya untukku.

Bagaimana selama aku dirumah tanteku yg religius? Tidak ada gangguan. 

Gangguannya ada pada kos-kosan aku ketika aku kerja digereja

Saturday, May 31, 2025

The Beginning

     Cerita ini adalah dari pengalaman pribadi aku & kakaku sendiri. jika ada kisah dari orang lain diinternet yang mirip dengan kisah kami itu diluar unsur kesengajaan. Selamat membaca. 

     Pada tahun 1996 kakakku ± berumur 3 atau 4 tahun dan umurku 1 stengah tahun, di sore hari sekitar pukul 17:00 wib kakakku bermain dengan 2 temannya (Vicky & Harry) didampingi oleh ibuku yang menggendong aku dan ibu dari teman kakakku Harry yang sedang mengobrol. Matahari mulai tenggelam, kakakku dan teman-temannya bertiga memasuki gang/lorong kecil penghubung jalan raya dan 3 rumah kami, lorong itu gelap dan lembab sepanjang lorong mreka bercanda dan ketika didepan rumah salah satu tetangga kami kakakku melihat ada sosok menyerupai bantal guling yang terduduk diatas atap rumah,
 "apa ibumu menjemur guling? Ini sudah sore kenapa tidak di angkat?" tanya kakakku sambil menunjuk atap rumah itu pada Harry

"ibuku tidak menjemur guling" Harry  menjawab
"tidak ada apa-apa disana" tambah ibunya Harry

Tidak sampai 5 menit "guling" itu menghilang

     Waktupun berjalan cepat aku berumur 7 tahun, pagi hari aku bermain dengan saudari Vicky yaitu filda, bentuk  rumah kami seperti simbol + (atas ada pohon tinggi yg cukup rimbun. kiri rumah keluarga vicky & filda. Bawah rumahku 2 lantai *bukan artinya aku sombong karena ada cerita dilantai 2 rumahku*. Kanan rumah keluarga Harry) hanya buka pintu bisa langsung bertemu kebetulan juga ayah filda juga seorang peternak ayam & burung jadi di belakang rumah kami penuh dengan kandang dan pepohonan, sebelum kami berdua main Filda ingin aku tunggu dibelakang rumah untuk ambil sesuatu

"tunggu disini ya, aku masuk sebentar" kata Filda 
"iya jangan lama" balasku

5 menit kemudian, aku hanya bersandar ditembok rumah harry. Aku dengar ada yang memanggil dan mengajaku main tapi aku sadar tidak ada orang lain di sekitar rumah, aku tidak berani untuk menoleh keatas pohon tinggi ataupun keatas rumahku. Lama-lama aku mendengar

"main denganku saja, kamu tidak akan kesepian" 
Aku dengan rasa penasaran memberanikan diri menoleh keatas pohon tinggi itu.

Sosok yangku lihat jelas menjadi mimpi buruk yang menjadi kenyataan. Aku hanya tertunduk lemas berharap temanku keluar dari rumahnya dan memaksa aku untuk keluar dari tempat itu, dan benar saja tidak butuh waktu lama dia keluar dan menyeret tanganku keluar dari tempat itu, aku merasa lega sesaat.

     Masih saatku kecil suatu sore aku diajak ayahku jalan-jalan di sekitar tempat industri, di bawah pohon kami duduk & menikmati angin sore hari, aku menanyakan 1 hal yang ada di benakku sepenasarannya anak kecil akan hal yg menariknya "ayah apa hantu itu ada?" tanyaku. "ya mereka memang ada, tapi jangan mengakui keberadaannya dengan cara berlebihan" jawab ayahku
Setelah percakapan singkat itu kami kembali pulang, malam menjelang aku, kakakku dan kedua orangtuaku ada dilantai 2 aku menonton kakakku bermain Playstation semakin malam aku makin terkantuk ayahku memindahkanku ke kamar. Aku tertidur lelap tapi lama kelamaan aku bermimpi yang membuatku tidak nyaman aku membuka mata tidak ada yang berbeda dari mimpi dan kenyataan, ya ada sosok putih berambut panjang kukunya juga panjang menggaruk 2 kakiku sampai ada bekas baretan panjang. Aku takut tapi tidak bisa teriak tidak bisa berontak sampai aku tertidur lagi dan pagi hari pun aku termenung menatap keluar jendela aku tidak lihat apa-apa tapi ketakutan tadi malam masih sangat berbekas sampai akhirnya aku lari turun. 

     Sempat aku bertamu dengan ayahku ke salah satu rumah orang yang berpengaruh di tempatku selayaknya anak kecil yang penasaran apakah ada orang di rumah? Aku mengintip di jendela lebar hampir selebar pintu samping pintu utama awalnya aku hanya lihat foto monalisa di dinding tapi tidak lama setelahnya ada sosok yang loncat kedepan mataku sontak aku kaget dan syukurnya tuan rumah pun keluar. 

Setiap hari aku jalani seperti biasanya, waktu berjalan dengan cepat umurku 9-12 tahun kejadian janggal sering aku hadapi terutama di sekolah dasarku pada saat itu aku kelas 6 SD, sekolahku bukan sekolah swasta melainkan sekolah negeri bangunannya pun baru di renovasi aku sering lihat sosok di tempat yang lembab tidak jarang mereka menampakan diri di kelas dan kamar mandi. 

     Pernah suatu pagi di sekolah hanya aku & pedagang yg datang murid lain belum datang. aku iseng ke salah satu rumah kosong di samping sekolah, antara sekolah & rumah itu hanya di pisahkan oleh tembok beton aku mengintip dari luar jendela dan benar aku dikagetkan oleh sosok hitam yang mengintip balik dari dalam rumah itu. 

     Sejak aku bisa melihat mereka yang tak kasat mata perilaku aku pun berubah dimata orang tua. Aku sering menyisir rambut sangat lama ke samping kiri atau kanan, aku mandi juga lama seperti ada teman bermain tapi aku tidak pernah kerasukan semua aku jalani dengan sadar. Ibuku yang masih percaya dengan ajaran agama buddha mengajakku di malam-malam tertentu ke Vihara/kelenteng keluargaku dicikarang, sepanjang perjalanan yang ku lihat adalah rumah kosong dan penghuninya, penglihatanku bagaikan tersedot dipaksa masuk ke dalam setiap rumah. Sampainya dikelenteng kemungkinan jam 16:00 wib jantungku rasanya mau lepas, napasku seperti habis lari 10 kali putaran marathon. Apakah aku tenang dikelenteng? Tentu tidak. Tempat itu bukan jawabannya alasannya knp? Ada di gambar

Banyak saudaraku dari luar kota yang datang di malam besar itu semua bibi/paman dan anak-anaknya bermain dan mengobrol, aku hanya menonton sambil berdiri, saudaraku yg sedang main berbentuk lingkaran dan ada juga yang baru datang lalu langsung sembahyang lalu tak lama setelah selesai sembahyang disuguhkan makanan oleh sepupuku. Disisi lain pamanku (dari keluarga mamaku) lihat ada yg tidak beres dengan fisikku, dia pegang 2 tanganku yang sangat dingin (menurutku itu pengaruh cuaca atau juga aku belum makan) tidak lama pamanku mengadakan pemanggilan dewa & aku di periksa, aku hanya diam dan mendengarkan sang mediator (saudaraku yg dirasuki dewa tanah) beliau berkata  "anak ini di sukai oleh sosok kuntilanak, jangan sampai sendirian, jangan tidur di lantai 2 rumah, jangan menyisir rambut lama-lama (karena itu ciri khas sosok kuntilanak), siapkan dupa dan kelapa muda dijemuran belakang lt. 2" setelah aku diperiksa kakakku diberi penjaga dengan cara ditulislah badannya pakai tinta. Jam sudah menunjukkan jam 12 malam acara besar yg ditunggu pun mulai, semua mediator di rasuki para dewa sampai aku juga takut mendekat dan tidak berani melamun. Depan mataku semuanya memuji menyembah dewa, sedangkan dibelakangku aku bisa merasakan bahwa banyak yg leluhur/arwah yg lain hadir sampai aku sendiri hanya ingin mepet di tembok dan tidak ingin melihat kebelakang. Setelah acara, di adakan acara mandi kembang di belakang kelenteng, aku hanya ingin menunduk, berdoa dan lalu mengeringkan diri waktu menandakan jam 2 malam keluargaku pamit pulang tidak lupa bawa air kembang juga, sepanjang perjalanan aku kedinginan dan terngantuk-ngantuk seperti yang di katakan dewa ibuku menepi membeli kelapa muda di pinggir jalan. Aku resah aku hanya ingin pulang walaupun tidak ada tempat aman untukku tapi dipinggir jalan malah lebih buruk untukku. Sesampainya dirumah aku ganti baju, cuci tangan & kaki, lalu tidur di kamar bawah. Keesokan harinya orang tua aku rombak kamar tidurku sesuai yg di katakan dewa, sejak saat itu aku tidak pernah naik ke lantai 2 selama belasan tahun.